Damailah Negeriku

Assalamu'alaikum Sahabat, Karena saya sangat mencintai tulisan Prof. Sumanto Al Qurtuby, (Beliau kakak kelas saya di Kursusan BEC Pare, Kediri. Mom Atun Told me) maka saya posting ulang tulisan-tulisan beliau di sini.

Gambar-gambar yang ada merupakan pemanis yang saya ambil di Google, kecuali gambar yang memang asli dari artikelnya.

Semua yang ada di blog ini adalah murni tulisan beliau, dan kali ini berjudul Damailah Negeriku

Selamat membaca...

Damailah Negeriku

Indonesia adalah negara demokrasi. Karena negara demokrasi, maka demonstrasi (massa) adalah hal yang biasa dan lumrah sebagai salah satu medium untuk menyampaikan aspirasi publik. Dengan kata lain, "pesta demonstrasi" ini hal wajar sebagai "buah" dari demokrasi. Demonstrasi adalah bagian dari "ritual demokrasi".


Mestinya masyarakat Indonesia mengsyukuri karunia ini karena mereka bisa dengan leluasa berekspresi. Bayangkan jika Indonesia bukan mengikuti sistem demokrasi atau berdasar pada sistem politik-pemerintahan otoriter apakah itu "berbasis" Komunisme, Republikanisme, "Islamisme", dlsb, maka demonstrasi massa ini tidak akan pernah terjadi.
Dalam sistem politik non-demokrasi, maka demonstrasi akan dianggap sebagai aksi yang membahayakan tatanan sosial-politik-ekonomi, dan karena itu massa yang berdemo akan ditindak tegas oleh aparat. Sulit membayangkan demonstrasi massa seperti ini terjadi di Korut, Kuba, Bahrain, Saudi, dlsb.
Hanya saja kadang-kadang yang sangat disayangkan banyak orang yang menyalahgunakan demokrasi melalui "lembaga demokrasi" dengan "cara-cara yang seolah-olah demokratis" sehingga demokrasi yang awalnya sebagai "berkah" dan "nikmat" itu bisa berubah menjadi malapetaka.
Hanya saja kadang-kadang, ada sejumlah tokoh--baik kelompok politik maupun agama--yang karena sudah mengalami semacam penyakit "ereksi kekuasaan" permanen sehingga rela melakukan berbagai daya-upaya untuk "menyelewengkan" missi positif demonstrasi untuk tujuan-tujuan pragmatis tertentu. Sangat disayangkan.
Ada pula sejumlah oknum yang memanfaatkan momen demonstrasi massa untuk "fundraising" atau penggalian dana ini dan itu dengan alasan untuk "mendukung" ini-itu. Apalagi masyarakat Indonesia itu adalah "masyarakat sinetron" yang gampang tersentuh emosinya sehingga gampang dimobilisasi dan digiring oleh opini tertentu, untuk donasi ini itu.
Jadi, demokrasi dan demonstrasi telah memberi berkah dan "rejeki" ke banyak orang.
Sebagaimana harapan banyak pihak, saya juga berharap demonstrasi kolosal hari ini akan berjalan dengan baik, damai, aman, dan sentosa, tidak ada aksi-aksi anarkis yang merugikan dan menderitakan banyak pihak. Damailah negeriku karena kekerasan hanya akan menyengsarakan rakyat, baik yang berdemo maupun bukan, baik "wong elit" maupun "wong cilik".
Mari kita ikut mendoakan kelancaran serta ikut berpartisipasi mengamankan demonstrasi akbar ini, apapun caranya. Mari kita hormati yang berdemo, mari kita hargai yang tidak berdemo. Salam Damai, Damailah Negeriku!
Jakarta, Indonesia

Terimakasih telah membaca Damailah Negeriku. Jika anda merasa tulisan ini bermanfaat, silahkan share Damailah Negeriku untuk teman, sahabat atau keluarga melalui tombol social media di bawah ini.

Wassalamu'alaikum warahmatullah Wabarakatuh

>

Tulis Email Anda untuk selalu mendapat info Update terbaru Blog ini

0 Response to "Damailah Negeriku"

Post a Comment